Kamis, 24 Januari 2008

Belajar Dari "Hanshin-Awaji"


Tangal 15 januari 2008,saya ditugaskan untuk melakukan study banding ke jepang tepatnya di kobe university,untuk mempelajari program kesehatan pada anak yang berbasis masyarakat.

saya diundang oleh prof.takada salah seorang guru besar kobe university yang banyak mencetuskan ide ide mengenai program anak.saat saya dan teman saya tiba dikobe udara sangat dingin,maklum januari waktu yang paling dingin dalam setahun,saya merasa ini tidak lebih baik dari indonesia yang walaupun panas tapi msih banyak pepohonan dan angin semilir.

akhirnya sampai juga saya di hotel tempat saya menginap,hari pertama saya tiba saya langsung mengunjungi prof.takada di kampus beliau.

staff universitas telah memberikan jadwal kunjunagan selama 2 minggu,saya berharap mudah mudahan saya diberi kekuatan selama menjalankan kegiatan,karena saya merasa cuaca cukup dingin sekitar 2 derajat celcius.hari kedua saya mengunjungi public health program kalau di indonesia program puskesmas,saya melihat kegitan tersebut dan mulai berpikir "bisakah puskesmas kita seperti ini".

banyak program yang saya kunjungi,seperti :program untuk anak autisme di Nada PotLack,Kobeko Land (program untuk anak pre matur),Tomojo Yogo Schools (program untuk anak handycaped).
saya menanyakan pada mereka, anda bisa melakukan program seperti ini jawabnya "ini semua bisa terlaksana karena bantuan volunteer/kader,dimana kader yang sebagian besar adalah mahasiswa yang sekolah di kobe,mendaftarkan diri untuk bisa berpartisipasi dalam program ini,dan mereka tidak dibayar sepeserpun tetapi mereka tertarik mengikuti program ini untuk bisa belajar langsung bagaimana merawat dan mendidik anak agar bisa menjadi anak yang optimal.kader yang sebagian besar kalau negara indonesia adalah ibu ibu yang mungkin sibuk mengurusi anak dan urusan rumah tangga masih mau menyempatkan diri untuk ikut kegiatan sosial,pertanyaan bagaimana peran anak anak muda indonesia yang katanya berjiwa nasionalis.
mungkin kita harus belajar dari mahasiswa jepang walaupun mereka sibuk kuliah ada yang progam S1,S2 bahkan mahasiswa S3 pun tidak ketinggalan untuk mau peduli dan ikut berpartisipasi menjadi kader kesehatan khususnya untuk anak anak.
saya melihat pemerintah daerah sangat perhatian kepada anak apalagi setelah kejadian gempa bumi pada tahun 1995 yang banyak menelan korban jiwa dan banyak menyebabkan banyak orang menjadi cacat. yang perlu kita ketahui hampir semua program kesehatan untuk anak di kendalikan oleh masyarakat,artinya bahwa fasilitas yang ada dari msyarakat yang dikelola pemerintah daerah,kemudian pemda setempat membuat apa yang diinginkan masyarakat,sehingga semua fasilitas pendidikan untuk anak,tempat bermain,tempat belajar,dll,bisa diakses oleh seluruh penduduk setempat dan tanpa dipungut biaya alisa gratis.
setelah pulang dari jepang dan kembali ke indonesia kami punya PR besar untuk mengembangkan program anak khususnya di daerah bantul yang kami sebut "children House". program ini juga untuk membantu masyarakat bantul khususya anak anak baik yang normal maupun memliki permasalahahn baik masalah kesehatan ,sosial,maupun mental bisa dipecahkan bersama berdasarkan azas kebersamaan,dan saya akan mengajak para mahsiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.semoga kita bisa belajar dari itu semua.

Tidak ada komentar: